Haloo teman teman semuaa... apa kabar kalian? Semoga dalam keadaan sehat semua ya ! Lama banget nggak bikin postingan, nyampe berdebu nih π
Oh iya Kali ini aku mau cerita pendakian perdanaku di gunung Prau, Wonosobo, Jawa Tengah. Seperti yang kalian ketahui gunung Prau digadang gadang menjadi salah satu tempat terbaik untuk melihat golden sunrise. Tapi lupakan ! Aku hanya ingin naik sampai puncak dan turun di hari yang sama alias tiktok. Sebenernya pengin liat sunrise sih, tapi nggak diijinin sama ibu π’ *ciehanakmami jadi terpaksa tiktok.
Well, ada banyak jalur pendakian ke gunung Prau tapi yang paling banyak diminati adalah jalur via Dieng dan jalur via Patakbanteng. Tapi aku memilih jalur via patakbanteng, kenapa? Karena estimasi waktu yang diperlukan untuk sampai kepuncak relatif singkat kurang lebih 2-3 jam tetapi jalurnya terjal banget. Bila dibandingkan dengan jalur via dieng membutuhkan waktu yang lumayan lama sekitat 3-4 jam tetapi jalurnya tidak seterjal via patakbanteng dan viewnya lebih bagus, katanya sih*
Yupss langsung saja ke cerita.
Awalmula cerita yaitu pada saat aku melihat video di youtube tentang pendakian ke gunung Semeru oleh kapten tim KIII JKT48 Vienny, aku kagum aja sama Vienny bisa menaklukan puncak mahameru dan mengibarkan bendera tim KIII sampai puncak tertinggi pulau Jawa. dan dari situ aku jadi semakin tertarik buat mendaki gunung. Keesokannya aku mengajak kakak untuk naik gunung Prau, tapi kakak nggak yakin katanya
Apa nanti sanggup?
Apa nanti nggak pingsan? Dan blablabla
Karena mungkin dia takut kaya yang sebelum sebelumnya, dulu pernah naik turun bukit Lawe, tapi aku nggak kuat bentar bentar berhenti dan setelah sampai ataas bukit kepala pusing dan muntah muntah. Kakak panik dan bingung nanti turunnya bagaimana, tetapi Alhamdulilah Allah masih sayang sama aku. aku mulai mendingan dan bisa turun ke bawah lagi.
Mungkin karena itu dia jadi ragu, Tapi dengan semangat berkobar dan tekad ku yang sudah bulat akhirnya kakak setuju untuk mendaki gunung Prau asalkan diijinkan sama ibu.
Setelah merengek rengek akhirnya ibu ngijinin tapi syaratnya satu, nggak boleh nginep. Its oke lah, daripada tidak sama sekali.
D-Day
Pagi hari sekitar pukul 09.30 WIB aku dan kakak ku start naik motor dari rumah (Rakit, Banjarnegara) lewat rute Karangkobar-Wanayasa-Batur-Dieng.
Ternyata kita keblabasan harusnya pas di pertigaan Dieng belok ke Kanan malahan kita lurus sampai di landmark 'Welcome to Dieng'
Karena sudah disitu akhirnya eksis dulu cuyy π

Karena GPS tidak berfungsi cz 'no signal' akhirnya kami bertanya pada kang becak dan ternyata harusnya kita belok ke kanan dan basecampnya ada di turunan.
Well, kami puterbalik ke arah tadi dan mulai mencari cari plang basecamp Patakbanteng, yang kulihat plang bertuliskan pendakian lewat Dieng, dan Kalilembu. Loh mana yang lewat Patakbanteng ? setelah berjalan terus akhirnya aku melihat plang pendakian via Patakbanteng dan akhirnya sampai di basecamp. kira-kira sampai Basecamp sekitar jam 11.00 WIB.
Ini basecampnya

Di dalem rame banget cuyy, ada yang lagi tiduran, ada yang lagi makan dll.
Setelah itu kita mendaftarkan diri dengan mengisi data diri yaitu nama, alamat dan nomor hp. Waww aku tercengang π² para pendaki gunung prau ternyata dari jauh jauh ya ! ada yang berasal dari Jakarta, Bekasi dll dan kulihat yang terakhir perjalanan naik adalah para pendaki dari Jakarta yakni naik pada pukul 08.00 WIB. Berarti aku dan kakak adalah rombongan terakhir, siang itu.
dan membeli tiket masuk seharga Rp.10.000/Orang ditambah biaya parkir & penginapan sepeda motor seharga Rp. 10.000. Awalnya kami ditanya tentang perlengkapan safety apa yang dibawa, lalu kami menjawab mau tiktok π setelah itu petugas menjelaskan peta jalur pendakiannya.
Sebenernya nanti juga dikasih petanya sih.
Kayak gini

Source : infopendaki.com
dan setelah memahami peta itu kami langsung berangkat....... karena aku sudah tak sabar pengin melihat puncak prau.
Baru keluar basecamp kami dihadapkan dengan tangga seribu yang membuat sedikit ngosngosan

Keren yak ? Seperti di kampung pelangi hehe
Setelah itu kami mulai menapaki jalan aspal tetapi sedikit menanjak.
Dan tibalah kita di Pos 1 Sikut Dewo.

Kyaaa π dari pos 1 menuju pos 2 perjalanan menanjak, terus menanjak dan berdebu diusahakan pake masker ya brayy. Kanan kiri masih lahan perkebunan penduduk.

Setelah beberapa menit terlihat warung eh bukan ding karena nggak ada penjualnya ini semacam tempat beristirahat, pas banget buat kalian yang kehabisan baterai bisa numpang ngecharger hp disini walaupun sebentar kan lumayan heheh. Ku kira sudah sampai di pos 2 ternyata pos bayangan alias warung warung penjual makanan. Tetapi setelah itu kita mulai memasuki hutan dan tibalah di pos 2 Canggal Walangan.

Nah dari pos 2 ke pos 3 ini ya ampun pas liat atas dalem ati "Kapan nyampainya ini"
Di pos 3 kita bertemu para pendaki yang turun, yang aku suka dari mendaki gunung adalah keramahtamahan para pendakinya, meskipun tidak saling kenal tetapi tetap saling sapa jadi kerasa gitu kekeluargaannya.
Bahkan perhatian juga ditanya "loh kok nggak bawa tenda? "
Kami berdua sepakat bilang "mau survey dulu" hehe

Tapi semua lelah dan capek tidak terasa karena melihat pemandangan yang luar biasa indahnya. Nah diatas aku berjumpa dengan para pendaki yang sedang beristirahat untuk turun, kukira. Eh ternyata dia sedang naik ke atas sudah dipastikan ini pasti pendaki Jakarta yang start pukul 08.00 WIB. Kamipun bertegur sapa dengan mereka.

Keren kan?
Setelah berjalan cukup lama akhirnya sampai juga di pos 3 Cacingan.

Kenapa dikatakan cacingan karena banyak sekali akar2 mirip seperti cacing kayak gini, kebayang nggak kalo hujan licinnya kayak apa ?

Yang pasti kalian harus waspada, salah langkah bisa bisa jatoh. Disini kami bertemu rombongan pendaki lagi yang mau turun.
mereka memberi semangat "Ayo dikit lagi nyampe " duh jadi tambah semangat buat nyampe di puncak

Capek brayy π₯
Untungnya pemandangannya indah jadi sedikit terobati. Nah disini kami lagi lagi dan lagi melewati para pendaki yang sedang beristirahat. Mungkin mereka melihat kami memakai tas ransel biasa seperti tas sekolah dan tidak membawa apa-apa kecuali air minum.
Disaat para pendaki yang lain berlomba untuk menggendong tas yang besar, aku dan kakak justru sebaliknya. Lalu ada salah satu yang menyeletuk
"Mau Kuliah Bang?"
Sontak disambut gelagat tawa semua anggota rombongan begitu pula aku dan kakakku

Dan setelah bergelut dengan medan yang terjal terjal jinak sampailah juga kita yeayyy

Yeah view gunung sindoro sumbing tertutup awan dan kebetulan disana sedikit mendung tak apa hanya saja penonton sedikit kecewa.

Dan inilah aku dan kakak

Mengibarkan bendera merah putih


Kira kira kita naik 2 jam, turun 1 jam karena tidak istirahat samasekali.
Oh iya jangan lupa bawa turun sampahmu ya gaesss dan jangan lupa 3 aturan ini :
1. Jangan mengambil apapun kecuali gambar/foto
2. Jangan meninggalkan apapun kecuali jejak kaki
3. Jangan membunuh apapun kecuali waktu.
Ditengah perjalanan turun menuju basecamp kita bertemu lagi dengan para pendaki yang kita jumpai pada saat naik tadi. Mereka lagi lagi sedang beristirahat.
Dia mengacungi jempol kepada kami πsiip π dan kamipun bergegas turun menuju basecamp dan segera menyantap nasi rames karena kencot alias kelaparan π
Kurang lebihnya seperti itu perjalanan kami, sampai jumpa di pendakian pendakian selanjutnyaπ
Oh iya Kali ini aku mau cerita pendakian perdanaku di gunung Prau, Wonosobo, Jawa Tengah. Seperti yang kalian ketahui gunung Prau digadang gadang menjadi salah satu tempat terbaik untuk melihat golden sunrise. Tapi lupakan ! Aku hanya ingin naik sampai puncak dan turun di hari yang sama alias tiktok. Sebenernya pengin liat sunrise sih, tapi nggak diijinin sama ibu π’ *ciehanakmami jadi terpaksa tiktok.
Well, ada banyak jalur pendakian ke gunung Prau tapi yang paling banyak diminati adalah jalur via Dieng dan jalur via Patakbanteng. Tapi aku memilih jalur via patakbanteng, kenapa? Karena estimasi waktu yang diperlukan untuk sampai kepuncak relatif singkat kurang lebih 2-3 jam tetapi jalurnya terjal banget. Bila dibandingkan dengan jalur via dieng membutuhkan waktu yang lumayan lama sekitat 3-4 jam tetapi jalurnya tidak seterjal via patakbanteng dan viewnya lebih bagus, katanya sih*
Yupss langsung saja ke cerita.
Awalmula cerita yaitu pada saat aku melihat video di youtube tentang pendakian ke gunung Semeru oleh kapten tim KIII JKT48 Vienny, aku kagum aja sama Vienny bisa menaklukan puncak mahameru dan mengibarkan bendera tim KIII sampai puncak tertinggi pulau Jawa. dan dari situ aku jadi semakin tertarik buat mendaki gunung. Keesokannya aku mengajak kakak untuk naik gunung Prau, tapi kakak nggak yakin katanya
Apa nanti sanggup?
Apa nanti nggak pingsan? Dan blablabla
Karena mungkin dia takut kaya yang sebelum sebelumnya, dulu pernah naik turun bukit Lawe, tapi aku nggak kuat bentar bentar berhenti dan setelah sampai ataas bukit kepala pusing dan muntah muntah. Kakak panik dan bingung nanti turunnya bagaimana, tetapi Alhamdulilah Allah masih sayang sama aku. aku mulai mendingan dan bisa turun ke bawah lagi.
Mungkin karena itu dia jadi ragu, Tapi dengan semangat berkobar dan tekad ku yang sudah bulat akhirnya kakak setuju untuk mendaki gunung Prau asalkan diijinkan sama ibu.
Setelah merengek rengek akhirnya ibu ngijinin tapi syaratnya satu, nggak boleh nginep. Its oke lah, daripada tidak sama sekali.
D-Day
Pagi hari sekitar pukul 09.30 WIB aku dan kakak ku start naik motor dari rumah (Rakit, Banjarnegara) lewat rute Karangkobar-Wanayasa-Batur-Dieng.
Ternyata kita keblabasan harusnya pas di pertigaan Dieng belok ke Kanan malahan kita lurus sampai di landmark 'Welcome to Dieng'
Karena sudah disitu akhirnya eksis dulu cuyy π
Karena GPS tidak berfungsi cz 'no signal' akhirnya kami bertanya pada kang becak dan ternyata harusnya kita belok ke kanan dan basecampnya ada di turunan.
Well, kami puterbalik ke arah tadi dan mulai mencari cari plang basecamp Patakbanteng, yang kulihat plang bertuliskan pendakian lewat Dieng, dan Kalilembu. Loh mana yang lewat Patakbanteng ? setelah berjalan terus akhirnya aku melihat plang pendakian via Patakbanteng dan akhirnya sampai di basecamp. kira-kira sampai Basecamp sekitar jam 11.00 WIB.
Ini basecampnya
Di dalem rame banget cuyy, ada yang lagi tiduran, ada yang lagi makan dll.
Setelah itu kita mendaftarkan diri dengan mengisi data diri yaitu nama, alamat dan nomor hp. Waww aku tercengang π² para pendaki gunung prau ternyata dari jauh jauh ya ! ada yang berasal dari Jakarta, Bekasi dll dan kulihat yang terakhir perjalanan naik adalah para pendaki dari Jakarta yakni naik pada pukul 08.00 WIB. Berarti aku dan kakak adalah rombongan terakhir, siang itu.
dan membeli tiket masuk seharga Rp.10.000/Orang ditambah biaya parkir & penginapan sepeda motor seharga Rp. 10.000. Awalnya kami ditanya tentang perlengkapan safety apa yang dibawa, lalu kami menjawab mau tiktok π setelah itu petugas menjelaskan peta jalur pendakiannya.
Sebenernya nanti juga dikasih petanya sih.
Kayak gini
Source : infopendaki.com
dan setelah memahami peta itu kami langsung berangkat....... karena aku sudah tak sabar pengin melihat puncak prau.
Baru keluar basecamp kami dihadapkan dengan tangga seribu yang membuat sedikit ngosngosan
Keren yak ? Seperti di kampung pelangi hehe
Setelah itu kami mulai menapaki jalan aspal tetapi sedikit menanjak.
Dan tibalah kita di Pos 1 Sikut Dewo.
Kyaaa π dari pos 1 menuju pos 2 perjalanan menanjak, terus menanjak dan berdebu diusahakan pake masker ya brayy. Kanan kiri masih lahan perkebunan penduduk.
Setelah beberapa menit terlihat warung eh bukan ding karena nggak ada penjualnya ini semacam tempat beristirahat, pas banget buat kalian yang kehabisan baterai bisa numpang ngecharger hp disini walaupun sebentar kan lumayan heheh. Ku kira sudah sampai di pos 2 ternyata pos bayangan alias warung warung penjual makanan. Tetapi setelah itu kita mulai memasuki hutan dan tibalah di pos 2 Canggal Walangan.
Nah dari pos 2 ke pos 3 ini ya ampun pas liat atas dalem ati "Kapan nyampainya ini"
Di pos 3 kita bertemu para pendaki yang turun, yang aku suka dari mendaki gunung adalah keramahtamahan para pendakinya, meskipun tidak saling kenal tetapi tetap saling sapa jadi kerasa gitu kekeluargaannya.
Bahkan perhatian juga ditanya "loh kok nggak bawa tenda? "
Kami berdua sepakat bilang "mau survey dulu" hehe
Tapi semua lelah dan capek tidak terasa karena melihat pemandangan yang luar biasa indahnya. Nah diatas aku berjumpa dengan para pendaki yang sedang beristirahat untuk turun, kukira. Eh ternyata dia sedang naik ke atas sudah dipastikan ini pasti pendaki Jakarta yang start pukul 08.00 WIB. Kamipun bertegur sapa dengan mereka.
Keren kan?
Setelah berjalan cukup lama akhirnya sampai juga di pos 3 Cacingan.
Kenapa dikatakan cacingan karena banyak sekali akar2 mirip seperti cacing kayak gini, kebayang nggak kalo hujan licinnya kayak apa ?
Yang pasti kalian harus waspada, salah langkah bisa bisa jatoh. Disini kami bertemu rombongan pendaki lagi yang mau turun.
mereka memberi semangat "Ayo dikit lagi nyampe " duh jadi tambah semangat buat nyampe di puncak
Capek brayy π₯
Untungnya pemandangannya indah jadi sedikit terobati. Nah disini kami lagi lagi dan lagi melewati para pendaki yang sedang beristirahat. Mungkin mereka melihat kami memakai tas ransel biasa seperti tas sekolah dan tidak membawa apa-apa kecuali air minum.
Disaat para pendaki yang lain berlomba untuk menggendong tas yang besar, aku dan kakak justru sebaliknya. Lalu ada salah satu yang menyeletuk
"Mau Kuliah Bang?"
Sontak disambut gelagat tawa semua anggota rombongan begitu pula aku dan kakakku
Dan setelah bergelut dengan medan yang terjal terjal jinak sampailah juga kita yeayyy
Yeah view gunung sindoro sumbing tertutup awan dan kebetulan disana sedikit mendung tak apa hanya saja penonton sedikit kecewa.
Dan inilah aku dan kakak
Mengibarkan bendera merah putih
Kira kira kita naik 2 jam, turun 1 jam karena tidak istirahat samasekali.
Oh iya jangan lupa bawa turun sampahmu ya gaesss dan jangan lupa 3 aturan ini :
1. Jangan mengambil apapun kecuali gambar/foto
2. Jangan meninggalkan apapun kecuali jejak kaki
3. Jangan membunuh apapun kecuali waktu.
Ditengah perjalanan turun menuju basecamp kita bertemu lagi dengan para pendaki yang kita jumpai pada saat naik tadi. Mereka lagi lagi sedang beristirahat.
Dia mengacungi jempol kepada kami πsiip π dan kamipun bergegas turun menuju basecamp dan segera menyantap nasi rames karena kencot alias kelaparan π
Kurang lebihnya seperti itu perjalanan kami, sampai jumpa di pendakian pendakian selanjutnyaπ